portalberita.live update berita harian kriminal,artis,gosip,olahraga,politik
Berita  

Upaya Pemadaman Kebakaran Lahan di Gunung Merbabu Masih Gagal

Upaya Pemadaman Kebakaran Lahan di Gunung Merbabu Masih Gagal

Minggu, 29 Oktober 2023 – 23:58 WIB

Jakarta – Kebakaran lahan melanda kawasan Gunung Merbabu sejak Jumat, 27 Oktober 2023.. Hingga Minggu, 29 Oktober 2023, kebakaran belum dapat dipadamkan.

Baca Juga:

Damkar Sebut Penyebab TPST Bantargebang Kebakaran Diduga dari Gas Metan yang Terbakar

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan bahwa sampai dengan Minggu 29 Oktober 2023 malam, kebakaran di Gunung Merbabu tak kunjung padam.

“Kebakaran lahan Gunung Merbabu yang terjadi sejak Jumat (27 Oktober 2023) belum bisa dipadamkan hingga hari ini,” ujar Abdul dalam keterangannya, Minggu 29 Oktober 2023.

Baca Juga:

Kebakaran di TPST Bantargebang, Pemprov DKI: Api Sudah Berhasil Dilokalisir

Abdul menjelaskan, saat ini lahan Gunung Merbabu sudah mencapai 489,07 hektar yang terbakar. Laporan itu didapat Abdul pada hari ini sekira pukul 08.12 WIB.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari

Baca Juga:

Penyebab Tempat Pembuangan Sampah Bantar Gebang Kebakaran Hebat

“Lokasi lahan terbakar meliputi wilayah Dusun Sokowulu dan Ngaduman di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Api kemudian menyebar hingga Puncak Syarif dan Puncak Suwanting di wilayah Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Sementara lahan terbakar di wilayah Kabupaten Boyolali terpantau dalam skala kecil. Sabana 2 yang berada di wilayah Selo, Boyolali terpantau masih aman,” kata Abdul.

Abdul pun menuturkan sebanyak 91 orang terdampak kebakaran tersebut. Mereka semua terdiri dari anak-anak hingga orang tua. Mereka yang terdampak kebakaran saat ini sudah mengungsi di lokasi yang aman. “Yang lain mengungsi di rumah-rumah keluarga dan sebagian memilih tidak meninggalkan rumah,” ujarnya.

Saat ini, tim gabungan masih terus berupaya memadamkan api, melakukan pemantauan pergerakan titik api, melakukan langkah mitigasi, dan membuka dapur umum. “Kebutuhan mendesak saat ini meliputi logistik makanan, matras, masker filter, dan oksigen portable,” beber Abdul.

Kebakaran pertama kali terdeteksi pada Jumat (27/10) pagi di wilayah Dusun Sokowulu, Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kemudian, api merembet ke wilayah Dusun Ngaduman, Kecamatan Getasan karena angin yang kencang.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Semarang, Mediarso, menjelaskan bahwa upaya pemadaman dilakukan oleh tim gabungan melalui penyemprotan air, pembuatan sekat bakar, dan gepyok, yang merupakan upaya memukulkan ranting dan dahan basah.

Mediarso mengatakan, “Kebakaran kali ini memiliki intensitas api yang lebih besar, dan kondisi angin cukup kencang. Kami khawatir api akan terus merembet bahkan sampai ke wilayah Magelang.”

Selain kondisi cuaca yang tidak menguntungkan, jumlah personel yang terbatas dan medan yang sulit di lokasi kejadian juga menjadi hambatan bagi Satgas Karhutla Kabupaten Semarang dalam upaya pemadaman kebakaran hutan kali ini.

“Melihat kondisi di lapangan, kami berencana untuk mengajukan bantuan water bombing ke BNPB. Kami juga membutuhkan tambahan masker dan logistik,” ujar Mediarso.

Kebakaran lahan di Gunung Merbabu ini telah menyebabkan kerusakan pada kawasan hutan pinus di Taman Nasional Gunung Merbabu, lahan pertanian warga, dan merusak pipa air bersih. BPBD Kabupaten Semarang dan petugas Taman Nasional Gunung Merbabu sedang melakukan pendataan total luas lahan yang terbakar. Sampai saat Sabtu siang, belum ada laporan korban jiwa dalam kejadian ini.

BPBD dan Satgas Karhutla Kabupaten Semarang telah mendirikan posko darurat karhutla dan terus berupaya untuk memadamkan kebakaran, sekaligus membagikan masker kepada warga yang terdampak.

Halaman Selanjutnya

Saat ini, tim gabungan masih terus berupaya memadamkan api, melakukan pemantauan pergerakan titik api, melakukan langkah mitigasi, dan membuka dapur umum. “Kebutuhan mendesak saat ini meliputi logistik makanan, matras, masker filter, dan oksigen portable,” beber Abdul.

Halaman Selanjutnya