Banyak wanita Palestina di Gaza terpaksa mengonsumsi pil penunda menstruasi karena kondisi yang tidak sehat dan menyedihkan akibat serangan Israel yang terus berlanjut. Para wanita ini menghadapi pengungsian, tempat tinggal yang padat, dan kurangnya akses terhadap air serta produk kebersihan menstruasi seperti pembalut dan tampon. Mereka menggunakan tablet norethisterone yang biasanya diresepkan untuk kondisi perdarahan menstruasi yang parah, endometriosis, dan nyeri haid. Tablet ini dapat menunda menstruasi dengan menjaga kadar hormon progesteron tetap tinggi. Namun, penggunaan tablet ini bisa menyebabkan efek samping seperti pendarahan vagina yang tidak teratur, mual, perubahan siklus menstruasi, pusing, dan perubahan suasana hati. Meskipun menimbulkan rasa tidak nyaman, beberapa wanita mengambil risiko ini karena kondisi yang berbahaya di Gaza. Kekurangan pembalut wanita dan air yang disebabkan oleh pengepungan Israel membuat kaum perempuan kesulitan dalam menjaga kebersihan. Mereka juga mengalami stres akut yang memperburuk gejala fisik dan emosional selama menstruasi. Dalam kondisi ini, pil penunda menstruasi menjadi alternatif untuk menghindari kekurangan dan rasa malu. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi tablet ini karena efek dan penggunaan jangka panjangnya dapat mempengaruhi kesehatan fisik wanita. Wanita di Gaza berjuang untuk mendapatkan privasi dan kebutuhan dasar selama menstruasi mereka.
Home
Berita
Perempuan Gaza Tidak Punya Pilihan Selain Menggunakan Pil Penunda Menstruasi di Tengah Serangan Israel