Mesir telah membuka perbatasan dengan Gaza setelah mendapat banyak kritik karena sebelumnya tidak membuka perbatasannya dengan Palestina. Pembukaan ini bertujuan untuk mengevakuasi korban luka akibat gempuran Israel di Gaza dan memberikan jalan keluar bagi warga asing yang masih berada di sana. Namun, pembukaan ini masih terbatas karena Mesir khawatir akan terjadi gelombang pengungsi Palestina ke Semenanjung Sinai. Mesir menegaskan penolakan kerasnya terhadap pemindahan paksa warga Palestina ke Sinai, karena ini akan menandai akhir dari perjuangan Palestina. Mesir juga tidak ingin mengulangi pengalaman Lebanon dan Yordania yang menampung pengungsi Palestina selama beberapa dekade. Pembukaan perbatasan ini sebagai hasil negosiasi yang dimediasi oleh Qatar dan Amerika Serikat. Mesir telah mengumpulkan banyak tank di perbatasannya untuk mencegah masalah yang lebih besar. Menteri Luar Negeri AS berharap pembukaan perbatasan ini akan memungkinkan pembebasan lebih banyak sandera, aliran bantuan yang lebih besar, dan jeda kemanusiaan. PBB juga mengirim truk bantuan terbesar ke Gaza melalui perbatasan Rafah.