Senin, 13 November 2023 – 22:54 WIB
Jakarta – Kondisi Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, semakin mencekam setelah serangan bom menyasar di sekitar rumah sakit. Situasi krisis yang tak terkendali dan blokade total Tel Aviv juga berdampak pada pasokan medis dan bantuan kemanusiaan lainnya.
Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Sarbini Abdul Murad mengatakan selain pasien, banyak warga yang turut berlindung di Rumah Sakit Indonesia. “Situasi pas Kamis, 9 November 2023, malam kan kita dengar ada serangan rudal. Ada 11 sampai 15 rudal yang menyasar sampai di sekitar rumah sakit. Itu bukan serangan pertama, tapi serangan yang sudah ke sekian kalinya,” kata Sarbini.
“Rumah-rumah yang berada di sekitar rumah sakit hancur. Nah, serangan ini menjadi teror terhadap warga yang mencari perlindungan di rumah sakit ini. Intinya, tidak aman di rumah sakit, harus keluar dari rumah sakit. Itu yang diciptakan oleh Israel,” ujarnya.
Tidak hanya itu, dia juga membeberkan mengenai standar perawatan dan pengobatan di Rumah Sakit Indonesia di Gaza, yang saat ini sudah tak berlaku lagi. “Obatan-obatan dan segala macam itu enggak tahu kapan sudah habis, jarum suntik berkali-kali digunakan,” katanya.
Korban warga Gaza yang dirawat di RS Indonesia juga banyak yang mengalami infeksi. Bahkan, disebut sampai muncul belatung.
Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah milisi Hamas melakukan serangan mendadak yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober 2023. Dalam serangan tersebut, menurut tentara Israel 1.400 orang tewas, termasuk warga sipil.
Sementara itu, dalam serangan balasan melalui udara dan darat, 10.569 warga Palestina, termasuk 4.324 anak-anak dan 2.823 wanita, juga dinyatakan tewas.
Selain banyaknya korban jiwa dan pengungsian besar-besaran, pasokan kebutuhan pokok bagi 2,3 juta penduduk Gaza semakin menipis akibat pengepungan Israel dan blokade total di wilayah itu.