Senin, 13 November 2023 – 14:20 WIB
Gaza – Dua rumah sakit besar di Gaza ditutup untuk pasien, pada Minggu, 12 November 2023. Staf rumah sakit tersebut mengatakan alasan rumah sakit itu ditutup karena pemboman Israel, ditambah kurangnya bahan bakar dan obat-obatan, membuat banyak bayi dan pasien lainnya bisa meninggal.
“Rumah sakit di wilayah utara Palestina diblokade oleh pasukan Israel dan hampir tidak mampu merawat pasien mereka yang berada di dalamnya,” kata staf medis, dikutip dari Channel News Asia, Senin, 13 November 2023. Israel mengatakan pihaknya sedang memburu militan Hamas di wilayah tersebut dan rumah sakit harus dievakuasi. Rumah sakit terbesar dan kedua di Gaza, Al-Shifa dan Al-Quds, mengatakan mereka menghentikan operasinya.
Penghentian pengoperasian itu terjadi saat banyak orang yang terbunuh dan terluka setiap harinya akibat operasi militer Israel. Hal ini membuat semakin sedikit pula tempat untuk menampung korban luka.
“Anak saya terluka dan tidak ada satu pun rumah sakit yang bisa saya bawa sehingga dia bisa mendapatkan jahitan,” ucap Ahmed al-Kahlout, yang melarikan diri ke selatan sesuai saran Israel karena khawatir tidak ada tempat yang aman di Gaza. Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah berhasil memulihkan komunikasi dengan para profesional kesehatan di Rumah Sakit Al-Shifa, kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
“Situasinya mengerikan dan berbahaya, dengan tembakan dan pemboman yang terus-menerus memperburuk keadaan yang sudah kritis. Tragisnya, jumlah kematian pasien meningkat secara signifikan,” tulisnya dalam postingan. “Sayangnya, rumah sakit tersebut tidak lagi berfungsi sebagai rumah sakit.” Seorang ahli bedah plastik di Al-Shifa mengatakan pemboman gedung inkubator telah memaksa mereka untuk menjajarkan bayi prematur di tempat tidur biasa, menggunakan sedikit daya yang tersedia untuk menghangatkan tubuh. “Kami memperkirakan akan kehilangan lebih banyak (bayi) dari hari ke hari,” kata Dr Ahmed El Mokhallalati. Sementara itu, klaim Israel mengatakan bahwa Hamas telah menempatkan pusat-pusat komando di bawah dan dekat rumah sakit. Mereka juga perlu membebaskan sekitar 200 sandera yang disandera oleh militan itu dalam serangan sebulan yang lalu.
“Situan tersebut mengerikan dan berbahaya, dengan tembakan dan pemboman yang terus-menerus memperburuk keadaan yang sudah kritis. Tragisnya, jumlah kematian pasien meningkat secara signifikan,” tulisnya dalam postingan.