Rabu, 22 November 2023 – 12:03 WIB
VIVA – Setelah penyerangan terhadap Rumah Sakit Al-Shifa baru-baru ini, Rumah Sakit Indonesia di Gaza juga dikepung. Dikutip dari MoroccoWorldNews, Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara menjadi sasaran terbaru agresi Israel, menyebabkan sedikitnya 12 orang tewas, termasuk pasien dan pendampingnya.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, tentara Israel menjadikan lantai operasi Rumah Sakit Indonesia sebagai sasaran serangan sehingga peralatan medis di rumah sakit itu rusak parah.
Munir al-Bursh, Direktur Rumah Sakit di Gaza, yang berbicara dari RS Indonesia itu menyebutkan bahwa jenazah masih menumpuk di dalam fasilitas tersebut yang sejak beberapa hari lalu dikepung kendaraan militer Israel.
Kata dia, RS Indonesia di Gaza menjadi satu-satunya rumah sakit yang masih berfungsi di sebagian kota Gaza dan di wilayah utara Gaza.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan keprihatinannya yang mendalam dan mengutuk serangan tersebut, dengan menekankan betapa mengerikannya serangan yang menargetkan fasilitas layanan kesehatan.
Penyerangan tersebut tidak hanya memakan korban jiwa, namun juga menyebabkan banyak orang terluka, beberapa di antaranya berada dalam kondisi kritis dan mengancam nyawa.
Jalur Gaza telah dibombardir tanpa henti sejak 7 Oktober, dan rumah sakit menghadapi masalah besar seperti pemadaman listrik, kekurangan air dan obat-obatan penting.
Rumah Sakit Indonesia masih dikepung, mencegah siapa pun memasuki atau meninggalkan lokasinya. Laporan menunjukkan bahwa upaya untuk keluar ditanggapi dengan tembakan, sehingga menimbulkan ketakutan di antara mereka yang terjebak di dalam.
Gencarnya serangan pasukan Israel terhadap fasilitas kesehatan di Gaza selama enam minggu terakhir telah memaksa evakuasi massal, sehingga mengakibatkan korban jiwa.
Sejak 7 Oktober, WHO telah mendokumentasikan 335 serangan terhadap layanan kesehatan di wilayah Palestina, dengan 164 serangan terjadi di Jalur Gaza dan 171 serangan terjadi di Tepi Barat.
Rumah Sakit Indonesia, yang telah rusak akibat setidaknya lima serangan sebelumnya, kini menghadapi situasi yang mengerikan, dengan terbatasnya kapasitas untuk menyediakan layanan penting.
Statistik juga memberikan gambaran yang suram, dengan kapasitas tempat tidur rumah sakit di Gaza anjlok dari 3.500 menjadi 1.400 sejak 7 Oktober. Kekurangan bahan bakar, obat-obatan, dan air bersih telah memperburuk krisis ini, sehingga menimbulkan kesenjangan kritis bagi pasien yang memerlukan rawat inap.