Kamis, 7 Desember 2023 – 02:15 WIB
VIVA Dunia – Israel kembali menuduh para tentara Hamas. Kali ini, pada pertemuan Komite Kesehatan Knesset pada hari Selasa waktu setempat, perwakilan Kementerian Kesehatan Israel mengatakan bahwa para sandera Israel yang baru saja dibebaskan dari penawanan di Gaza diberi pil obat penenang oleh Hamas sebelum mereka dibebaskan. Pemberian obat-obatan tersebut bertujuan untuk membuat para sandera tampak tenang dan bahagia setelah mengalami kekerasan fisik, perampasan, dan teror psikologis di Gaza selama lebih dari 50 hari.
Para pejabat Israel mengatakan militan Hamas menyandera sekitar 240 orang dan membawa mereka ke Gaza dalam serangan tanggal 7 Oktober 2023 di Israel selatan, yang menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil. Dari jumlah tersebut, 105 orang dibebaskan selama gencatan senjata yang dimediasi Qatar yang berakhir pada hari Jumat pekan lalu.
Hagar Mizrahi, kepala divisi medis Kementerian Kesehatan, secara khusus menyebut obat tersebut sebagai Clonazepam. Dikenal sebagai Clonex di Israel dan dijual dengan merek Klonopin dan Rivotril di tempat lain. Obat ini digunakan untuk mencegah dan mengobati gangguan kecemasan, kejang, mania bipolar, agitasi yang berhubungan dengan psikosis, dan gangguan obsesif-kompulsif.
“Mereka (militan Hamas) memberi mereka pil Clonex untuk membuat mereka tampak tenang dan bahagia sebelum diserahkan ke Palang Merah,” kata Mizrahi kepada komite kesehatan parlemen, melansir Times of Israel, Rabu 6 Desember 2023. Perwakilan kementerian tidak mengungkapkan apakah pemberian obat tersebut telah dikonfirmasi melalui tes darah yang dilakukan terhadap para sandera yang dibebaskan di rumah sakit Israel, dari kesaksian para sandera yang dibebaskan, atau keduanya. Keluarga sandera yang sebelumnya berbicara kepada komite adalah pihak pertama yang mengangkat masalah ini.
Ketua Komite Kesehatan MK Yonatan Mashriki (Shas) mendesak Kementerian Kesehatan untuk mengirimkan laporan resmi kepada organisasi kesehatan di seluruh dunia yang merinci bukti penggunaan obat-obatan dan temuan medis lainnya setelah kembalinya para sandera yang dibebaskan. Berbicara di hadapan panitia, Shir Siegel menceritakan beberapa pengalaman mengerikan yang dialami ibunya, Aviva Siegel, selama 51 hari di penangkaran Hamas. Aviva dan Keith Segal ditangkap teroris dari rumah mereka di Kfar Aza pada 7 Oktober 2023. Keith, 64, masih menjadi sandera. Menyebut situasi para sandera sebagai “Holocaust tiga jam dari sini,” Shir Siegel mengatakan dia hampir tidak bisa menderita mendengarkan cerita ibunya tentang bagaimana para teroris mengikat dan memukulinya, serta tidak memberinya makanan dan air.