Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengatakan pada Rabu, 20 Desember 2023, bahwa dia tidak mengharapkan kesepakatan Israel-Hamas untuk pembebasan sandera yang ditahan di Gaza akan segera tercapai, termasuk gencatan senjata. “Kami terus berupaya,” kata Biden kepada wartawan saat melakukan perjalanan ke Milwaukee, Wisconsin. Berbagai upaya sedang dilakukan untuk mencoba mengatur pembebasan lebih banyak sandera, dengan pimpinan CIA AS, Mossad Israel, dan perdana menteri Qatar diperkirakan akan bertemu dan membahas masalah ini. Gencatan senjata dimulai pada 24 November. Awalnya berlangsung selama empat hari, dan kemudian diperpanjang selama beberapa hari dengan bantuan Qatar dan Mesir sebagai mediator. Selama gencatan senjata seminggu, Hamas dan militan lainnya di Gaza telah membebaskan lebih dari 100 sandera, sebagian besar adalah warga Israel, sebagai imbalan atas pembebasan 240 warga Palestina dari penjara di Israel. Hampir semua dari mereka yang dibebaskan adalah perempuan dan anak-anak, namun kenyataan bahwa hanya sedikit sandera yang masih berada di Gaza mempersulit tercapainya kesepakatan untuk perpanjangan lebih lanjut. Setelah gencatan senjata berakhir, perang kembali dimulai pada Jumat, 1 Desember 2023. Serangan udara Israel diketahui menghantam Gaza selatan, termasuk komunitas Abassan di timur kota Khan Younis, kata Kementerian Dalam Negeri di wilayah yang dikuasai Hamas. Serangan lain terjadi di sebuah rumah di barat laut Kota Gaza. Ledakan keras dan terus menerus terdengar dari Jalur Gaza dan asap hitam mengepul dari wilayah tersebut. Di Israel, sirene berbunyi di tiga lahan pertanian komunal di dekat Gaza, yang menunjukkan bahwa Hamas juga telah melanjutkan serangannya.