portalberita.live update berita harian kriminal,artis,gosip,olahraga,politik
Berita  

Luhut-Bahlil Siap Menyerang Kembali Tom Lembong Setelah Memperkirakan Harga Nikel Akan Turun

Jakarta – Co Captain Timnas Anies-Muhaimin (Amin), Thomas Lembong atau Tom Lembong menjadi sorotan utama dalam beberapa hari terakhir, terutama setelah debat cawapres kedua yang digelar pada Minggu, 21 Januari 2024.

Tom Lembong beberapa kali disebut oleh cawapres 02, Gibran Rakabuming Raka ketika mengajukan pertanyaan kepada cawapres 01, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tentang Lithium Ferro Phosphate (LFP). Gibran menuding bahwa Cak Imin tidak memahami tentang LFP, padahal menurutnya, co captain Tim Nasional Pemenangan Anies-Cak Imin, Thomas Lembong kerap membicarakan LFP yang menjadi substitusi bahan baku baterai kendaraan listrik pengganti Nikel.

Tom Lembong, mantan Menteri Perdagangan RI (2015-2016), dalam beberapa podcast dan wawancara media, memperingatkan agar pemerintah tidak terlalu terburu-buru dalam kebijakan hilirisasi nikel yang dapat menyebabkan harga nikel dunia turun karena banjir komoditas. Di sisi lain, pesaing nikel sebagai bahan baku baterai mobil listrik seperti LFP, kini sudah digunakan oleh produsen mobil listrik seperti Tesla di China. LFP atau Lithium Ferro Phosphate (LFP) diprediksi dapat mengancam proyek hilirisasi nikel RI.

Pernyataan Tom Lembong ini menarik perhatian, terutama setelah dijadikan amunisi oleh Gibran dalam debat cawapres. Para pembantu Presiden Joko Widodo pun ikut campur tangan untuk membantah klaim Tom Lembong soal nikel. Bahkan mereka juga menyerang klaim mantan Kepala BKPM dan Menteri Perdagangan itu.

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan Tom Lembong agar melihat data jangka panjang terkait siklus komoditas. Luhut juga memastikan bahwa pemerintah tetap menjaga harga nikel di dalam negeri agar tidak terlalu tinggi, agar konsumen tidak beralih ke sumber daya mineral lain untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia juga membantah pernyataan Tom Lembong bahwa nikel sudah tidak lagi digunakan sebagai bahan baku baterai mobil listrik oleh sejumlah produsen EV termasuk Tesla. Bahlil menegaskan bahwa nikel masih menjadi bahan baku yang dicari oleh investor dan produsen mobil listrik. Meskipun Indonesia hanya memiliki nikel, kobalt, mangan, dan bukan fosfat serta lithium sebagai bahan baku baterai EV, Bahlil memastikan bahwa pemerintah sedang mengembangkan nikel sebagai bahan baku utama baterai EV tersebut.

Bahlil juga mengecam kinerja Thomas Lembong semasa menjabat Kepala BKPM, dan mengkritik pendidikan yang dia terima di Harvard University. Dia menduga bahwa Harvard University tidak pernah mengajarkan ilmu lapangan dalam hal pengerjaan proyek-proyek terkait investasi.

Bahlil juga menyindir Thomas Lembong dan menyebut kapasitas kepemimpinannya tidak mampu, dengan banyaknya proyek mangkrak yang diwariskan kepadanya. Dia bahkan menyebut bahwa pendidikan di Harvard University tidak lebih baik daripada lulusan perguruan tinggi lainnya. Para pembantu presiden Joko Widodo mengkritik klaim Tom Lembong dan menyebutnya sebagai kebohongan publik yang berbahaya.

Exit mobile version