3 Negara Lain yang Juga Mengadakan Pemilu pada Bulan Februari 2024, Selayaknya Indonesia
VIVA Dunia – Bulan Februari memiliki makna penting bagi sejumlah negara di dunia, karena menjadi momen di mana proses demokrasi mereka diuji melalui pemilihan umum (pemilu).
Baca Juga :
Masa Tenang Pemilu 2024, Bawaslu Sumut Soroti Kampanye Terselubung Berbagai Modus
Selain Indonesia, yang akan melakukan pemungutan suara untuk memilih Presiden dan Wakil Rakyat pada 14 Februari 2024 mendatang, ada tiga negara lain yang ternyata juga mengadakan pemilu.
Bahkan, salah satu negara tersebut mengalami kerusuhan yang parah, mulai dari serangan bom bertubi-tubi, aksi saling tembak hingga dimatikannya jaringan telepon secara nasional.
Baca Juga :
Terpopuler: Yudha Arfandi Ngaku Benamkan Dante untuk Latihan Pernapasan, Pria Lansia Kapak Istrinya
Selain Indonesia, berikut 3 negara yang juga mengadakan pemilu di bulan Februari.
Baca Juga :
Hasto Cerita soal Orde Baru Punya Kemenangan di Atas 78 Persen tapi Berujung Tumbang
Negara Pakistan pada hari Kamis, 8 Februari 2024, secara resmi menggelar pemilu untuk memilih parlemen baru di negaranya.
Namun, tak seperti di Indonesia atau negara lainnya yang memiliki asas ‘Pemilu Damai’, pemilu di Pakistan diwarnai dengan serangkain serangan ledakan bom yang terjadi di beberapa provinsi besar di negara itu.
Bom menghancurkan dua kantor politik yang berbeda di Pakistan barat daya pada hari Rabu, yang menewaskan sedikitnya 30 orang, kata para pejabat, sehari sebelum negara itu bersiap untuk memilih parlemen baru.
Serangan di provinsi Baluchistan, yang merupakan rumah bagi pemberontakan tingkat rendah dan berbagai kelompok militan, telah menimbulkan kekhawatiran menjelang pemungutan suara di negara sekutu Barat tersebut, dimana banyak pemilih sudah kecewa dengan perselisihan politik dan krisis ekonomi yang tampaknya tidak dapat diselesaikan.
Kekerasan menjelang pemilu dan pada hari-H pemungutan suara biasa terjadi di Pakistan, yang sedang berjuang mengendalikan militansi. Puluhan ribu polisi dan pasukan paramiliter telah dikerahkan di seluruh negeri menyusul meningkatnya serangan baru-baru ini, khususnya di Baluchistan.
Beberapa jam kemudian, cabang kelompok Islamic State (ISIS) di Pakistan mengklaim serangan kedua pada hari Rabu.
Selain itu, setidaknya 18 orang tewas dalam serangan pertama di kantor pemilihan kandidat independen Asfandyar Khan di distrik Pashin, kata Jumadad Mandokhel, seorang pejabat pemerintah.
Tak lama setelah itu, pemboman lain menewaskan sedikitnya 12 orang di kantor partai Jamiat Ulema Islam di Qilla Saifullah, sekitar 130 kilometer jauhnya dari tempat kejadian terakhir, menurut Jan Achakzai, juru bicara pemerintah provinsi.
Terbaru, Partai Tehreek-e-Insaf (PTI) yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dan afiliasinya telah memenangkan kursi terbanyak dalam pemilu Pakistan, ungkap komisi pemilu saat mengumumkan hasil akhir dalam pemungutan suara.
Finlandia
Finlandia melakukan pemungutan suara pada Minggu, 11 Februari 2024 pagi untuk putaran terakhir pemilihan presiden negara itu, yang mempertemukan mantan perdana menteri Alexander Stubb, seorang konservatif, melawan anggota parlemen dari Partai Hijau Pekka Haavisto, yang telah memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai kandidat independen.
Baik Stubb dan Haavisto pernah menjabat sebagai menteri luar negeri Finlandia.
Sekitar 4,3 juta orang berhak memilih di Finlandia. Namun, hampir 46% dari seluruh pemilih memberikan suara mereka lebih awal, sebelum TPS dibuka mulai pukul 9 pagi waktu setempat (07.00 GMT).
Pemungutan suara diperkirakan akan berakhir pada pukul 8 malam di hari Minggu. (18.00 GMT).
Pengalaman kebijakan luar negeri adalah kunci bagi kedua kandidat, seiring dengan upaya Helsinki untuk mengubah orientasi kebijakan keamanannya setelah beberapa dekade tidak memihak.
Setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, Finlandia mengajukan permohonan keanggotaan NATO dan menjadi anggota penuh aliansi tersebut pada bulan April tahun lalu.
Senegal
Negara Senegal seharusnya melakukan pemilu pada 24 Februari 2024.
Namun, Majelis Nasional Senegal akhirnya melakukan pemungutan suara untuk menunda pemilihan presiden di negara Afrika Barat tersebut hingga 15 Desember 2024, sehingga menunda pemungutan suara hampir 10 bulan dari tanggal yang dijadwalkan sebelumnya yaitu 25 Februari, untuk memungkinkan penyelidikan terhadap pemilihan kandidat yang memenuhi syarat untuk pemilu.
Penundaan tersebut, yang sebelumnya diumumkan secara sepihak oleh Presiden Macky Sall pada akhir pekan lalu, adalah yang pertama bagi Senegal, yang pada umumnya mengalami transisi kekuasaan secara damai sejak memperoleh kemerdekaan dari Perancis pada tahun 1960 namun baru-baru ini mengalami penurunan kebebasan sipil yang dialami anggota parlemen oposisi, warga sipil, pengawas hak asasi manusia, dan pemerintah.
Hingga saat ini, Senegal (dengan populasi 18 juta jiwa) merupakan negara yang terpencil di kawasan Afrika Barat, dimana negara-negara tetangganya sering mengalami perang saudara dan kudeta militer yang mengganggu stabilitas.
Halaman Selanjutnya
Namun, tak seperti di Indonesia atau negara lainnya yang memiliki asas ‘Pemilu Damai’, pemilu di Pakistan diwarnai dengan serangkain serangan ledakan bom yang terjadi di beberapa provinsi besar di negara itu.