Selasa, 26 Maret 2024 – 12:43 WIB
Singapura – Singapura meminta Kedutaan Besar Israel di negara tersebut untuk menghapus postingan media sosial yang menuliskan mengenai Palestina dalam kitab suci al Quran. Menteri Dalam Negeri Singapura mengatakan bahwa postingan itu dapat mengobarkan ketegangan.
Baca Juga :
Polemik Film “Kiblat”, MUI Ingatkan Penggunaan Istilah Agama Harus pada Tempat yang Pas
Perang Israel-Hamas dan krisis kemanusiaan yang semakin parah di Gaza sejak 7 Oktober 2023, telah menimbulkan perbedaan pendapat di seluruh dunia.
Baca Juga :
Tolak Gencatan Senjata, Israel Bersumpah Akan Terus Perang Sampai Hamas Hancur
Postingan Kedubes Israel tersebut menyorot perhatian karena mengklaim bahwa negara Tel Aviv, disebutkan sebanyak 43 kali dalam Al-Quran, namun Palestina, negara yang mereka harap akan menjadi negara merdeka dan berdaulat tidak disebutkan, menurut media lokal.
Menteri Dalam Negeri K. Shanmugam mengatakan dia meminta kementerian luar negeri Singapura untuk memberitahu kedutaan Israel untuk menghapus postingan yang dibuat pada hari Minggu, 24 Maret 2024, setelah mengetahui hal tersebut.
Baca Juga :
PBB Mengeluarkan Resolusi Gencatan Senjata di Gaza Selama Bulan Ramadhan
“Postingan di halaman media sosial kedutaan Israel itu benar-benar tidak dapat diterima. Saya sangat kecewa ketika diberitahu tentang hal itu,” kata Shanmugam kepada wartawan.
“Itu tidak pantas. Hal ini berisiko merusak keselamatan, keamanan, dan keharmonisan kita di Singapura,” sambung Shanmugam, dikutip dari Arab News, Selasa, 26 Maret 2024.
“Postingan seperti ini dapat mengobarkan ketegangan, dan dapat membahayakan komunitas Yahudi di sini. Kemarahan dari postingan tersebut berpotensi meluas ke ranah fisik,” tambahnya.
Selain itu, Singapura juga mengutuk serangan Hamas terhadap Israel namun tetap mengatakan bahwa respons militer Israel kini sudah keterlaluan.
Postingan tersebut tampaknya diunggah dalam konteks perang antara Israel dan Hamas, yang dimulai setelah serangan militan yang mengakibatkan sekitar 1.160 kematian di Israel, sebagian besar warga sipil, berdasarkan angka resmi Israel.
Israel telah berjanji untuk menghancurkan para militan, yang juga menyandera sekitar 250 orang, yang Israel yakini sekitar 130 orang masih berada di Gaza, termasuk 33 orang diperkirakan tewas.
Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas pada hari Minggu menyebutkan total korban tewas di wilayah tersebut sebanyak 32.226 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Halaman Selanjutnya
“Postingan seperti ini dapat mengobarkan ketegangan, dan dapat membahayakan komunitas Yahudi di sini. Kemarahan dari postingan tersebut berpotensi meluas ke ranah fisik,” tambahnya.