Jumat, 29 Maret 2024 – 01:29 WIB
Jakarta – Insiden pengeroyokan empat warga sipil diduga dilakukan sejumlah prajurit TNI. Usai mengeroyok, para prajurit TNI itu meletakkan empat warga sipil dalam kondisi terkapar babak belur di depan Polres Jakarta Pusat pada Kamis, dini hari, 28 Maret 2024, sekitar pukul 01.00 WIB.
Terkait itu, Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Brigjen CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar tak menafikan adanya keterlibatan oknum TNI dalam kasus pengeroyokan tersebut. Irsyad menyampaikan pihaknya saat ini sudah melakukan pemeriksaan terhadap 14 anggota TNI dari berbagai satuan yang diduga terlibat pengeroyokan.
Kata dia, pihak internal TNI sudah mengamankan delapan orang. Sementara, enam anggota lainnya masih dalam proses penyelidikan Internal. “Saya enggak bisa menyebutkan satu per satu. Soalnya banyak,” kata Irsyad di Jakarta, Kamis malam, 28 Maret 2024.
Adapun Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Polisi Susatyo Purnomo Condro menjelaskan dari hasil penelusuran, diduga pengeroyokan terhadap 4 warga itu berawal dari aksi pemalakan kawanan preman terhadap seorang pedagang di Pasar Cikini, Menteng. Kawanan preman yang melakukan pemalakan itu masing masing bernama Odi Rohyadi (30), Fazli Destiandi Putra (28) dan Maulana (23). Pedagang itu lalu melaporkan aksi preman malak itu kepada putranya yang merupakan anggota TNI. Selanjutnya, sang anak minta bantuan sejumlah rekannya sesama TNI untuk datang ke Pasar Cikini dan menemui para pelaku pada Rabu malam, 27 Maret 2024.
Menurut dia, salah satu anggota TNI yang ikut datang bersama anak pedagang ke Pasar Cikini adalah Prada Lukman. “Salah satunya Prada Lukman, datang ke rumahnya Odi. Kemudian, terjadi cekcok mulut dan (anggota TNI) diteriaki maling,” kata Susatyo.
Saat kejadian, Prada Lukman yang sontak kaget diteriaki maling tertinggal dari empat temannya yang sudah lebih dulu menyelamatkan diri dari serbuan massa. Prada Lukman pun jadi ditarik sejumlah orang ke sebuah rumah kosong. Di situ, dia babak belur dipukuli.
Ketika itu, pelaku lain, Fazli bawa tali dan sempat mengikat Prada Lukman. Lalu, pelaku Maulana memukuli Prada Lukman. Tak lama kemudian, polisi dari Polsek Menteng yang dapat laporan datang ke lokasi. Petugas kemudian mengevakuasi Prada Lukman dan membawanya ke rumah sakit terdekat untuk perawatan medis. Polisi juga langsung menangkap Odi. “Karena kasus ini melibatkan korban dari anggota TNI, perkara ini saya perintahkan untuk ditangani Polres Jakpus,” ujar Susatyo.
Dalam perkembangan kasus, polisi menangkap dua pelaku lainnya yakni Fazli dan Maulana. Kemudian, saat pelaku digelandang ke kantor polisi, rekan-rekan prajurit dari Prada Lukman datang menghadap Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Jakarta Pusat. Tujuan mereka ingin memastikan pelaku pengeroyokan sudah ditangani secara serius.
Saat itu, jumlah prajurit TNI terus bertambah makin banyak. Namun, para prajurit diberi pengertian dan akhirnya para anggota TNI itu pulang. Namun, esok harinya yakni pada Kamis dini hari, 28 Maret 2024, empat warga ditemukan terluka di depan Polres Metro Jakpus, Kemayoran. Empat warga sipil itu diduga dipukuli anggota TNI yang tak terima dengan pengeroyokan terhadap Prada Lukman. Setelah dipukuli, empat warga itu diduga ditaruh di depan Polres Jakpus dalam kondisi terkapar dan babak belur. “Setelah itu, kami segera mengevakuasi korban ke RS Hermina, Kemayoran,” ujar Susatyo. Empat warga yang jadi korban itu diduga terlibat pengeroyokan terhadap Prada Lukman di Pasar Cikini, Menteng. Keempatnya saat ini masih mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Halaman Selanjutnya
Pedagang itu lalu melaporkan aksi preman malak itu kepada putranya yang merupakan anggota TNI. Selajutnya, sang anak minta bantuan sejumlah rekannya sesama TNI untuk datang ke Pasar Cikini dan menemui para pelaku pada Rabu malam, 27 Maret 2024.