Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 secara resmi menetapkan Prabowo Subianto Djojohadikusumo dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Penetapan ini dilakukan setelah Mahkamah Konstitusi menolak gugatan PHPU dari pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mohammad Mahfud Mahmodin. Keputusan ini didasarkan pada Keputusan KPU Nomor 504 Tahun 2024. Prabowo-Gibran meraih 58,59% suara sah pilpres.
Pengucapan sumpah presiden akan dilakukan pada 20 Oktober 2024. Namun, dinamika politik terus berlangsung termasuk terkait arsitektur kabinet di era Prabowo-Gibran. Fokus pada sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) yang krusial di era transisi energi. Target pemerintahan Prabowo-Gibran adalah pertumbuhan ekonomi 8% dalam 2-3 tahun pertama.
Dalam sektor minyak bumi, lifting minyak terus menurun dengan realisasi di bawah target. Investasi hulu migas perlu ditingkatkan agar Indonesia bisa mencapai swasembada energi. Diperlukan pembenahan untuk meningkatkan daya tarik investasi. Sejumlah kendala seperti cuaca ekstrem dan ketersediaan alat bor masih dihadapi.
Pengembangan energi baru dan energi terbarukan (EBET) sudah menunjukkan kemajuan di era Jokowi. PLN dan Kementerian ESDM menyelaraskan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) untuk menjadikan 75% pembangkit listrik berbasis EBT sampai 2040. PLN juga merancang skenario transisi energi untuk mengurangi penggunaan batu bara dalam PLTU. Diperlukan pembenahan dalam pemanfaatan alternatif energi sebagai pengganti batu bara.