Senin, 24 Juni 2024 – 14:00 WIB
Jawa Tengah – Kasus viral seorang bos rental mobil dari Jakarta, berinisial BH (52), dikeroyok oleh warga di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah menyita perhatian publik sejak Kamis (6/6/24).
Baca Juga :
Irjen Ahmad Luthfi Buka Suara soal Diisukan Maju Pilgub Jawa Tengah
Korban BH (52) meninggal dunia setelah aksi main hamil sendiri, sementara tiga rekannya, SH (28), KB (54), dan AS (37), mengalami luka berat dan dirawat di rumah sakit.
Baca Juga :
35 DPC Gerindra Solid Dukung Sudaryono Jadi Cagub Jateng
Polisi memang telah menetapkan empat orang sebagai tersangka dalam pengeroyokan tersebut yaitu E, BC, AG, dan M. Akan tetapi insiden tersebut tetap menimbulkan reaksi negatif warganet. Kemarahan warganet sampai menandai beberapa lokasi di Desa Sumbersoko dengan nama-nama seperti “Kampung Bandit”, “TKP Maling”, “Taman pencuri andal”, “Desa bandit mobil”, “Markas begal,” hingga “Taman SDM rendah” di aplikasi Google Maps.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, meminta masyarakat untuk tidak memberikan label negatif, seperti menyebut wilayah Sukolilo sebagai kampung bandit atau sebutan berkonotasi negatif lainnya.
Baca Juga :
Ramai-ramai Rental Mobil Blacklist Penyewa dari Pati Imbas Tewasnya Bos Rental Jakarta
Nana mengakui bahwa memang ada beberapa warga di sana yang terlibat dalam tindak pidana, namun ia menekankan bahwa tindakan tersebut dilakukan oleh oknum, bukan oleh warga secara keseluruhan.
Nana berpendapat bahwa tidak sepantasnya tindakan beberapa oknum kemudian membuat seluruh kampung dicap negatif oleh publik. Menurutnya, hal ini tidak adil dan tidak mencerminkan kenyataan bahwa mayoritas warga Sukolilo adalah warga yang baik dan tidak terlibat dalam tindakan kriminal.
Terkait dengan kejadian tersebut, Nana juga menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan terus melakukan pembinaan kepada masyarakat setempat. Tujuannya adalah untuk menghilangkan stigma negatif yang melekat pada masyarakat Sukolilo dan memastikan bahwa seluruh warga mendapatkan perlakuan yang adil dan tidak dipengaruhi oleh tindakan segelintir oknum.
Nana menegaskan bahwa pembinaan ini juga bertujuan untuk memperbaiki citra wilayah Sukolilo sehingga dapat kembali dikenal sebagai lingkungan yang aman dan positif.
Halaman Selanjutnya
Nana berpendapat bahwa tidak sepantasnya tindakan beberapa oknum kemudian membuat seluruh kampung dicap negatif oleh publik. Menurutnya, hal ini tidak adil dan tidak mencerminkan kenyataan bahwa mayoritas warga Sukolilo adalah warga yang baik dan tidak terlibat dalam tindakan kriminal.