Sabtu, 29 Juni 2024 – 14:52 WIB
Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim kemarau mulai melanda Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Maluku, Papua, dan Papua Selatan mulai dari tanggal 28 Juni hingga 4 Juli 2024.
Kepala BMKG: Peningkatan Suhu Perkotaan di Indonesia Termasuk Terbesar secara Global
Prakirawan BMKG Yuni Maharani dalam laporannya melalui Instagram BMKG di Jakarta, Sabtu, 29 Juni 2024, menginformasikan bahwa delapan provinsi dengan populasi terbanyak di Indonesia telah memasuki musim kemarau.
“Adapun daerah lain yang telah memasuki musim kemarau antara lain Bali, Nusa Tenggara Barat, dan juga Nusa Tenggara Timur,” katanya.
Berdasarkan sistem pemantauan cuaca BMKG, kata Yuni, terdapat potensi kawasan yang sangat mudah terbakar dalam satu minggu ke depan, seperti di sebagian besar Sumatera, Jawa-Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Papua bagian selatan.
Anggota DPRD Jayawijaya Papua Pegunungan Ditemukan Tewas di Kamar Hotel di Sentani
BMKG mengimbau masyarakat di wilayah setempat untuk tidak membakar sampah atau membuang puntung rokok sembarangan untuk menghindari terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi kekeringan meteorologis yang merupakan kondisi anomali iklim berupa berkurangnya curah hujan dalam jangka waktu bulanan, musiman, bahkan durasi waktu yang panjang.
“Dampak kekeringan dapat berupa penurunan hasil panen dan gagal panen, berkurangnya pasokan air bersih, gangguan pada produksi listrik bertenaga air, keberlanjutan sumber daya air untuk produksi pertanian dan industri, serta kabut asap yang dapat mengganggu transportasi,” katanya.
Ilustrasi kemarau atau kekeringan.
Menyikapi hal tersebut, BMKG telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk segera mitigasi potensi dampak kekeringan, misalnya dengan melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk pengisian waduk dan membasahi serta menaikkan muka air tanah pada daerah rawan terbakar atau lahan gambut.
BMKG juga merekomendasikan penyesuaian pola dan waktu tanam di wilayah terdampak kekeringan, memanen air hujan melalui tandon atau tampungan air, embung, kolam retensi, dan sumur resapan di wilayah yang mengalami transisi dari musim hujan ke musim kemarau. (ant)