Sabtu, 6 Juli 2024 – 22:48 WIB
Jakarta – Kapolda Sumatera Barat, Irjen Suharyono menyebut, Afif Maulana (13), siswa SMP yang meninggal dunia diduga dianiaya, merupakan pelaku tawuran yang melompat ke sungai untuk menghindar dari tangkapan polisi yang sedang patroli.
Irjen Suharyono juga menunjukkan bukti foto pria yang disebut Afif Maulana, yang tengah memegang pedang panjang.
Terkait hal itu, Lembaga Bantuan Hukum, LBH Padang, selaku kuasa hukum keluarga Afif, menyebut jika foto yang ditunjukkan pihak Polda Sumatera Barat bukan saat peristiwa tewasnya Afif Maulana terjadi.
“Kami masih mendalami foto tersebut karena HP Afif kan sama polisi. Informasi awal foto itu bukan saat kejadian,” ujar Direktur LBH Padang, Indira Suryani saat dihubungi, Sabtu, 6 Juli 2024.
Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Advokasi LBH Padang, Diki Rafiqi menilai polisi sedang berupaya mengaburkan kasus yang sebenarnya terjadi. Pasalnya, foto itu tidak ada hubungannya dengan peristiwa tewasnya Afif.
“Dalam hal ini enggak ada hubungan jika polda sudah mengantongi video dan foto menurut saya enggak ada hubungannya. ini hanya mengaburkan kasus yang sebenarnya,” ucap dia.
Di sisi lain, Diki menyebut persoalan yang terjadi yakni soal penegakkan hukum yang dilakukan diduga terjadi penyiksaan.
“Di mana persoalan hari ini cara penegakan hukum yang dilakukan oleh Polda Sumbar, di mana terkait penyiksaannya,” tuturnya.
Sebelumnya, Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Suharyono menyebut Afif Maulana (13), Siswa SMP yang disebut tewas diduga dianiaya polisi, dipastikan sebagai pelaku tawuran. Hal itu disebut terbukti dari sejumlah percakapan ponsel Afif, yang mana salah satunya mengajak saksi Aditya untuk tawuran.
“Afif memang pelaku tawuran, handphonenya sudah saya kloning, sudah saya buka, kemaren seminggu kita kesulitan membuka handphonenya Afif, karena apa? Karena password gak tau kita, begitu dicoba-coba ternyata tanggal lahir Afif itulah yang akhirnya baru terbuka,” kata dia pada Kamis, 4 Juli 2024.
Dirinya mengklaim dapat video yang memperlihatkan Afif Maulana bawa pedang dari ponsel Afif yang telah dikloning dan bukan settingan.
“Dan itu baru bikin kami kaget, wah ternyata Afif itu sudah ada percakapan dengan Aditya itu memang yang mengajak tawuran, itu malah Afif Maulana itu,” ujarnya.
Sebelum tawuran, kata dia, Afif cs kumpul terlebih dahulu sampai akhirnya berangkat ke lokasi tawuran yang telah disepakati pukul 01.30 WIB. Kemudian, pihaknya menangkap para pelaku tawuran. Tapi, Afif disebut melompat dari jembatan Kuranji guna menyelamatkan diri dari kejaran polisi.
“Wong itu di pengakuan aditya itu kan Ketua kelompok gangster itu kan salah pergaulan si Afif Maulana itu. Salah memilih teman, akhirnya apa? Berangkat menuju sasaran 25 motor dengan 50 kurang lebih pesertanya mau mengantam gangster lawan itu baru dicegah polisi,” kata dia.
“Akhirnya, saat kejar-kejaran di atas jembatan. Ya polisi tidak pernah menangkap Afif Maulana tidak pernah. kecuali Afif itu mengajak melompat, ke Aditya yang membonceng,” katanya.
Halaman Selanjutnya
“Di mana persoalan hari ini cara penegakan hukum yang dilakukan oleh Polda Sumbar, di mana terkait penyiksaannya,” tuturnya.