portalberita.live update berita harian kriminal,artis,gosip,olahraga,politik
Berita  

Ismail Haniyeh, Pimpinan Hamas, Tewas Ditembak Zionis menggunakan Peluru Dekat

Minggu, 4 Agustus 2024 – 06:46 WIB

Teheran, VIVA – Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengumumkan bahwa pemimpin Hamas Ismail Haniyeh tewas ditembak dengan menggunakan proyektil jarak pendek yang mengandung hulu ledak seberat 7 kilogram. Haniyeh tewas di Teheran pada Rabu, 31 Juli 2024.

Dalam pernyataan resminya, IRGC menyebutkan bahwa serangan tersebut berasal dari luar tempat tinggal Haniyeh dan pelakunya adalah rezim Zionis Israel yang didukung oleh Amerika Serikat (AS).

“Iran International” melaporkan bahwa IRGC mengatakan, “Tindakan ini dirancang dan dilaksanakan oleh rezim Zionis dan didukung oleh pemerintah kriminal Amerika,” pada Minggu, 4 Agustus 2024.

Beberapa hari setelah kejadian kematian Haniyeh, IRGC baru pertama kali secara terbuka mengungkapkan penyebab kematian pemimpin Hamas tersebut. Haniyeh tewas saat sedang melakukan perjalanan ke Iran untuk menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezehskian.

Banyak spekulasi muncul setelah tragedi kematian Haniyeh terkait apakah rudal jarak jauh ditembakkan dari luar Iran atau diluncurkan dari pesawat di udara Iran.

“Kantor Berita Fars” yang terafiliasi dengan IRGC sebelumnya merilis foto tempat tinggal Haniyeh yang rusak, yaitu di lantai 4 gedung Zafaraniyeh di Teheran utara. Media Iran, termasuk Kantor Berita Tasnim yang berafiliasi dengan IRGC, sebelumnya melaporkan bahwa Haniyeh tewas karena serangan rudal atau roket yang ditembakkan dari luar gedung tempat ia menginap.

“New York Times” dan “Telegraph” melaporkan bahwa serangan dilakukan dengan menanam bom di kamar Haniyeh. Mossad, badan intelijen Israel, disebut menyewa agen keamanan Iran untuk menanam bahan peledak di tiga kamar terpisah di sebuah gedung tempat Haniyeh menginap.

New York Times juga melaporkan ledakan terjadi sekitar pukul 02.00 waktu setempat, menyebabkan kerusakan signifikan. Meskipun metode pembunuhan Haniyeh berbeda, pejabat Iran mengakui kegagalan dalam melindungi tamu negara.