Senin, 12 Agustus 2024 – 18:09 WIB
Jakarta, VIVA – Konflik antara elite Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan petinggi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi sorotan bagi warga Nahdliyin. Sejumlah Nahdliyin yang tergabung dalam Jaringan Nahdliyyin Pengawal Khitthah Nahdlatul Ulama (JNPK-NU) mengaku prihatin.
Koordinator JPNK NU, Imam Baihaqi menyoroti pernyataan dan perilaku elite PBNU yang seringkali menimbulkan kegaduhan dan konflik horizontal. Dia menyatakan bahwa pihaknya perlu bersuara berdasarkan nilai-nilai dasar Qanun Asasi, Khitthah Nahdliyah, dan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang menjadi konstitusi Nahdlatul Ulama.
Imam mengingatkan agar PBNU fokus pada kemaslahatan umat dan masalah agama. “Yang seharusnya fokus dan khidmah untuk kemaslahatan umat, baik di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan terutama agama. Politik praktis adalah ranah partai politik yang seharusnya tidak dimasuki oleh PBNU, sebagaimana mandat Khittah NU hasil Muktamar 1984,” kata Imam pada Senin, 12 Agustus 2024.
Imam menyampaikan respons terhadap perkembangan terakhir yang dilakukan PBNU. Dia menyoroti seperti pembekuan, likuidasi struktur pengurus NU di bawah, pendiaman dalam menyikapi dan menangani isu-isu krusial nasional, seperti penerimaan konsesi tambang, penolakan terhadap Pansus Haji oleh DPR RI, serta merongrong PKB sehingga memunculkan perselisihan, dan lain sebagainya. “Semuanya sering kali memancing kegaduhan dan konflik horisontal, kontroversi,” jelas Imam.
Maka dari itu, Imam mengatakan warga Nahdliyyin kultural yang tergabung dalam JNPK-NU mengeluarkan pernyataan sikap. Pertama, mengimbau semua pihak, terutama PBNU, menjaga Ukhuwah Nahdliyyah dan Ukhuwan Wathaniyah dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya, meminta PBNU kembali meneguhkan khitthah dan menguatkan kembali posisinya sebagai kekuatan civil society yang independen. Demikianlah pernyataan sikap JNPK-NU sebagai respon terhadap perkembangan NU saat ini.
Berikut warga Nahdliyin yang tergabung dalam JNPK-NU:
1. Imam Baehaqi
2. Mustafid
3. Nur Kholiq Ridwan
4. Hasan Basri
5. Aguk Irawan
6. Ismahfudi
7. KH. Abdul Muhaimin
8. Zuhdi Abdurrahman
9. Mathori a. Elwa
10. Hindun
11. Yaqin
12. KH Marzuki Kurdi
13. KH. Imam Aziz
14. Mustagfiroh Rahayu
15. Siti Amirotus Sholihah
16. Janet Nur Jannah
17. Titi Fatihah
18. Arifudin
19. Ichwan
20. Ahmad Solehudin
21. Hidayatut Thoyyibah
22. Dimyati
23. Sabar Imron
24. Yusuf Anas
25. Abdul Waidl
26. Imam Nawawi
27. Aris Anwar
28. Imron Rosyadi
29. Hasan Basri
30. Luthfi Rahman
31. A. Maulani
32. Nuruddin Amin
Halaman Selanjutnya
Maka itu, Imam menyatakan warga Nahdliyyin kultural yang tergabung dalam JNPK-NU mengeluarkan pernyataan sikap. Pertama, mengimbau semua pihak, terutama PBNU, menjaga Ukhuwah Nahdliyyah dan Ukhuwan Wathaniyah dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi.