portalberita.live update berita harian kriminal,artis,gosip,olahraga,politik
Berita  

Pengamat Soroti Fenomena Politikus ‘Kutu Loncat’ Menjelang Pilkada 2024

Pengamat Soroti Fenomena Politikus ‘Kutu Loncat’ Menjelang Pilkada 2024

Jumat, 16 Agustus 2024 – 23:55 WIB

Jakarta, VIVA – Jelang Pilkada 2024, fenomena politikus ‘kutu loncat’ kembali mencuat. Pengamat menyoroti fenomena yang sepertinya jadi trend bagi politikus untuk mempertahankan kekuasaan agar kembali terpilih di periode selanjutnya.

Baca Juga :

Sukses Program Sekolah Negarawan, Wujud Partisipasi Aktif Kuatkan Karakter Bangsa

Direktur Riset dan Program Puspoll Indonesia, Chamad Hojin menyebut salah satu yang kutu loncat adalah calon gubernur petahana Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor. Ia menyoroti Isran dalam sepekan tercatat sebagai kader Demokrat sekaligus PDIP.

Isran jadi ‘kader’ PDIP terkonfirmasi dalam surat edaran PDIP tertanggal 13 Agustus 2024. PDIP melampirkan daftar nama calon kepala daerah dan wakil kepala daerah kader PDIP yang diusung untuk Pilkada Serentak 2024.   

Baca Juga :

Politikus PDIP Minta Ronald Tannur Dicekal ke Luar Negeri Pasca Divonis Bebas Hakim

Padahal, Isran sebelumnya ditasbihkan sebagai kader Demokrat pada Jumat, 9 Agustus 2024. Saat itu, ia menerima rekomendasi partai berlambang mercy dari sang Ketum Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY.

Menurut Hojin, figur Isran menambah panjang daftar politikus ‘kutu loncat’ di Indonesia. 

Baca Juga :

Petinggi PPP Sebut Hamzah Haz Politikus Teduh dan Nyaris Tak Pernah Berkonflik

Meski, kata dia, banyak alasan politisi berpindah partai mulai perselisihan internal karena suara partai merosot, hingga ambisi pribadi. Namun, ia mengkritisi biasanya karena alasan pragmatis. 

“Makanya, banyak politikus biasanya pindah partai jelang gelaran pemilu atau Pilkada,” kata Hojin di Jakarta, dikutip pada Jumat, 16 Agustus 2024. 

“Seperti yang dipraktikkan Isran Noor di Kaltim itu. Apakah ada yang salah dengan fenomena politisi kutu loncat? Apakah wajar dan beretika?” lanjut Hojin.

Hojin mengkritisi politikus yang lompat partai mungkin menganggap sudah biasa. “Itu dilakukan demi untuk mempertahankan kekuasaannya,” ujarnya.

Bahkan, menurut dia, aksi pindah partai itu dilakukan tanpa perasaan bersalah terhadap partai sebelumnya yang sudah memebasarkan namanya. 

“Jadi, publik pun serta merta akan beranggapan. Jika partai politik yang membesarkannya saja dengan mudah dia khianati, apalagi rakyat,” urainya.
 
Dari Demokrat Lompat Lagi ke PDIP

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat AHY meresponns kembalinya Isran Noor ke partai berlambang bintang mercy itu. 

AHY menyampaikan demikian saat partainya mengeluarkan rekomendasi untuk mendukungan Isran Noor-Hadi Mulyadi maju di Pilgub Kaltim 2024.

Dalam pengumuman tersebut, AHY menyampaikan Isran sudah kembali jadi kader Partai Demokrat. 

“Setelah melanglang buana, kami persilakan kembali Isran Noor menjadi kader Demokrat,” kata AHY di Kantor DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 8 Agustus 2024.

Rekam jejak Isran Noor sempat jadi Ketua Demokrat Kaltim. Ia pernah meninggalkan Demokrat dan bergabung ke Nasdem. 

Namun, belakangan ia mundur dari Nasdem karena kembali jadi kader Demokrat. Lalu, tak sampai sepekan, ia pindah lagi jadi kader PDIP.

Untuk diketahui, loncatnya politisi bukanlah barang baru dalam kontestasi pemilu. Perpindahan politisi sudah dianggap jadi fenomena musiman jelang pemilu.

Ada beberapa politisi yang memilih loncat perahu politik di Pemilu 2024. Misalnya, Eva Sundari yang memutuskan hengkang dari PDIP untuk pindah ke Nasdem.

Contoh lainnya ada Dedi Mulyadi. Eks politikus Golkar itu lompat ke Gerindra jelang Pemilu 2024. Selain itu, ada juga Surya Tjandra yang memilih pindah dari PSI ke Nasdem.

 

Halaman Selanjutnya

“Seperti yang dipraktikkan Isran Noor di Kaltim itu. Apakah ada yang salah dengan fenomena politisi kutu loncat? Apakah wajar dan beretika?” lanjut Hojin.

Halaman Selanjutnya