portalberita.live update berita harian kriminal,artis,gosip,olahraga,politik

Profil Jeje Wiradinata, Bupati Dua Kali Lipat yang Bermunculan hingga Calon Gubernur Jabar 2024

Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata, mencuat dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat 2024. Namun, namanya muncul secara mendadak pada saat terakhir pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Jeje mendaftar sebagai Bakal Calon Gubernur (Bacagub) dalam menit terakhir ke KPU Jabar. Bersama dengan Ronal Surapradja, mereka akan bertarung dalam Pilkada 2024 sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur.

Kejutan terjadi ketika PDI Perjuangan, partai yang mendukungnya, memutuskan untuk mendaftar ke KPU. Meski sebelumnya, yang menjadi favorit adalah nama Ono Surono, ketua DPD PDI Perjuangan, namun pada menit terakhir keputusan tersebut berubah.

Jeje telah memiliki kiprah yang cukup kuat di dunia politik. Namanya dikenal sebagai seorang anak nelayan yang menjadi politisi di Pangandaran. Ia bahkan menjabat sebagai ketua KUD Minasari (Koperasi Nelayan) di Pangandaran sejak tahun 2014.

Saat muncul sebagai Bacagub Jabar 2024, namanya sebenarnya sudah diperbincangkan sebelumnya ketika dia menjadi calon Wakil Gubernur dalam beberapa waktu lalu.

Bukan hal yang baru untuk membicarakan nama Jeje. Sebagai politisi PDI Perjuangan, dia telah menjabat sebagai Bupati Pangandaran selama dua periode.

Kiprah politik Jeje Wiradinata dinilai cukup kuat. Sejak menjadi ketua PAC PDI Perjuangan pada tahun 1999, dia telah menjadi anggota DPRD Ciamis selama periode 1999-2004 dan 2004-2009.

Selanjutnya, Jeje ikut dalam Pilbup Ciamis tahun 2014 sebagai Wakil Bupati yang mendampingi Iing Syam Arifin sebagai Bupati. Pasangan Iing-Jeje berhasil memenangkan Pilkada Kabupaten Ciamis 2014 dengan perolehan suara terbanyak.

Jeje terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Ciamis periode 2014-2019. Namun, pada periode pertama tersebut, Jeje hanya menjabat selama satu periode, yaitu 2014-2015.

Kemudian Jeje mencalonkan diri sebagai Bupati Pangandaran bersama H. Adang Hadari (almarhum) dalam Pilkada 2015. Saat itu, Pangandaran telah menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB).

Pada Pilkada 2015, Jeje maju sebagai Bakal Calon Wakil Bupati bersama Adang Hadari. Pasangan Jeje-Adang berhasil mengalahkan dua pasangan calon lainnya. Pasangan ini didukung oleh Partai Golkar, PDI Perjuangan, dan PPP dengan perolehan suara 495.522 atau 59,98 persen di Kabupaten Ciamis.

Jeje terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Ciamis periode 2016-2020. Selama menjabat, Jeje dipercaya sebagai Ketua Umum KORAL AUP/STP Pusat (2017-2022).

Sebelum memasuki dunia politik, Jeje pernah bekerja sebagai Staf Ahli di Samudra Farmindo Luas tahun 1987-1991 dan Manager Produksi di PT. Wicakarya tahun 1991-1993.

Pendidikan Jeje dimulai dari SD Negeri 8 Pangandaran (1972-1978), SMP Negeri 1 Pangandaran (1978-1981), SMA Negeri 1 Ciamis (1981-1984), dan Politeknik AUP Jakarta (1981-1988).

Jeje menikah dengan Ida Nurlalea pada tahun 1992 dan dikaruniai dua anak, dr. Ariefianty Pratiwi dan Arief Hikmawan. Pada tahun 2019, dr. Ariefianty menikah dengan Shenna Rizkantya, seorang pengusaha asal Ciamis, dan memiliki seorang anak bernama Kenan Arsena Wiradinata.

Jeje Wiradinata mengkonfirmasi bahwa dirinya akan mencalonkan diri sebagai Bacagub Jabar. Keputusan ini sudah didengarnya setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi.

“Ya, saya sudah mendengar, tapi saya tidak ingin melakukan yang aneh-aneh”, ujar Jeje pada Jumat (30/8/2024).

Sebagai kader partai, Jeje akan mentaati perintah dari Ketua Umum PDI Perjuangan. “Apapun yang menjadi tugas pasti dijalankan. Terkait Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur, seperti yang saya sampaikan sebelumnya,” katanya.

Jeje mengatakan bahwa DPP PDI Perjuangan memberinya dua opsi pada Pilkada Jabar 2024, yaitu sebagai Bacagub atau Cagub.

“Jadi saya dan Kang Ono di Jabar diberikan opsi. Kang Ono mendapat 3 opsi, sementara saya mendapat 2 opsi. Dan mungkin hari ini opsi tersebut jatuh pada saya,” tambahnya.

Jeje menegaskan bahwa keputusannya untuk maju sebagai Bakal Calon Gubernur 2024 bukan semata-mata untuk merebut jabatan, namun juga sebagai tanggung jawab terhadap kondisi demokrasi saat ini.

“Tentu bukan persoalan menang atau kalah, dengan siapa berpasangan. Tetapi lebih sebagai tanggung jawab terhadap kondisi bangsa saat ini. Tanggung jawab patuh terhadap konstitusi, perintah partai sekarang ini adalah jihad untuk tegaknya demokrasi Indonesia,” ungkapnya.

Source link