Minggu, 21 September 2024 – 13:00 WIB
Jakarta, VIVA – Peringatan Hari Tani Nasional (HTN) yang rencananya akan digelar pada 24 September 2024 oleh sejumlah elemen buruh dan petani mendapat sorotan tajam.
Termasuk isu provokatif dengan menuntut untuk menangkap dan mengadili Jokowi yang digaungkan oleh kelompok buruh pimpinan Jumhur Hidayat.
Muhammad Chaerul, seorang peneliti dan pengamat dari Pusat Studi Islam dan Etnis (CIE), menyebut bahwa gerakan ini semakin menjauh dari esensi perjuangan kesejahteraan petani. Menurutnya, aksi tersebut telah beralih ke ranah politik yang justru membosankan dan merugikan para petani.
“Mereka seharusnya memperjuangkan kebutuhan mendasar petani, seperti akses terhadap lahan, harga pangan, dan kesejahteraan mereka. Namun sayangnya, isu yang diangkat lebih kepada kepentingan politik. Hal ini semakin membingungkan dan bahkan menimbulkan kejenuhan di kalangan petani,” ujar Chaerul kepada awak media, dikutip Sabtu 20 September 2024.
Chaerul menilai bahwa gerakan semacam ini tidak murni memperjuangkan hak-hak petani, melainkan menyisipkan agenda politik terselubung. Ia juga menyoroti dampak negatif aksi tersebut terhadap masyarakat umum, terutama pengguna jalan yang terganggu oleh kemacetan akibat demonstrasi.
Chaerul juga mengkritisi narasi yang beredar di media sosial, di mana tuntutan para demonstran justru menuju pada isu politik dengan seruan Tangkap dan Adili Jokowi.
“Ia juga menilai bahwa tuntutan semacam ini membuat esensi peringatan Hari Tani Nasional hilang. Apa yang seharusnya menjadi momentum untuk memperjuangkan hak-hak petani kini dipolitisasi untuk kepentingan kelompok tertentu. Masyarakat harus lebih kritis dalam menyikapi aksi-aksi seperti ini, terutama yang penuh dengan muatan politik,” pungkasnya.