Rabu, 23 Oktober 2024 – 18:23 WIB
Jakarta, VIVA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menjadi sorotan karena menggunakan kop kementerian untuk acara haul almarhum ibunya di Serang, Banten. Politikus PAN tersebut mendapat kritik karena dianggap terlibat dalam nuansa kepentingan politik dari sang istri.
Baca Juga :
Punya Wakil Menteri Hingga 3 Orang, Ini Deretan Kementerian yang Punya Wakil Paling Banyak
Yandri memberikan penjelasan terkait kontroversi tersebut. Mantan Pimpinan MPR itu mengakui bahwa ia kurang mengontrol penggunaan kop kementerian dalam undangan haul sehingga menimbulkan kehebohan.
Menurutnya, dia kurang mengontrol undangan dengan kop kementerian tersebut karena situasinya terjadi setelah pelantikan sebagai menteri.
Baca Juga :
Salahgunakan Surat Resmi Kementerian, Netizen Soroti Istri Menteri Desa yang jadi Cabup Serang
“Ada diskusi saat itu di internal kesekretariatan bahwa surat itu perlu dibuat. Saya, karena sedang sibuk dengan persiapan-persiapan pasca pelantikan, mungkin kurang kontrol saja,” kata Yandri di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2024.
Baca Juga :
Ahli Hukum Tak Sepakat dengan Mahfud MD Soal Kritikan Undangan Haul Berkop Kementerian Desa
Namun, dia menegaskan bahwa tidak ada uang dari Kemendes yang digunakan untuk acara haul ibunya. Yandri pun bersumpah.
“Intinya dari acara itu, tidak satu sen pun uang Kemendes yang saya gunakan. Demi Allah demi Rasul tidak ada,” ujar Yandri.
Menurutnya, kontroversi itu murni karena masalah administrasi yang berujung pada sorotan dan menjadi viral. “Dan, insya Allah ke depan kami akan lebih hati-hati lagi dan tidak akan mengulangi lagi,” kata Yandri.
Yandri tidak menyangkal bahwa kontroversi itu terjadi ketika dia baru memulai jabatannya sebagai menteri di Kabinet pemerintahan Prabowo. Dia mengaku masih belajar karena baru menjabat sebagai menteri.
“Kami akan lebih hati-hati sesuai prosedur ke depan. Kritik yang sangat baik. Masukan yang sangat baik dari berbagai pihak,” ujar Yandri.
Halaman Selanjutnya
Menurutnya, polemik itu murni karena persoalan administrasi yang berujung sorotan dan jadi viral “Dan, insya Allah ke depan kami akan lebih hati-hati lagi dan tidak akan mengulangi lagi,” sebut Yandri.