Pakar politik dan budaya dari Universitas Jember (Unej) yaitu Andang Subaharianto mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tengah dihadapkan dengan beban yang berat. Meskipun ada desakan untuk memenuhi janji politik yang bersifat populis seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan bantuan sosial, namun anggaran yang tersedia terbatas. Menurut Andang, Indonesia juga memiliki kewajiban besar dalam pembayaran utang pada tahun ini dan tahun depan, yang mendorong pemerintah untuk memilih kebijakan efisiensi di semua sektor.
Pemerintahan Prabowo-Gibran harus membuat prioritas dan memilih program yang harus didahulukan, karena efisiensi di semua sektor bisa menghambat target pertumbuhan ekonomi yang sudah ditetapkan sebesar 8 persen. Selain itu, peningkatan melalui beberapa kontroversi dan polemik juga menjadi potensi permasalahan bagi pasangan Prabowo-Gibran. Hal ini disampaikan oleh Kepala Senat Unej dan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unej dalam sebuah siniar.
Meskipun dukungan parlemen mayoritas tertuju pada pemerintahan Prabowo-Gibran, namun mulai muncul drama seperti kasus pagar laut dan kisruh elpiji bersubsidi. Peringatan keras muncul dari petinggi Gerindra terkait ketidaksesuaian menteri-menteri dalam pemerintahan tersebut. Prabowo diharapkan dapat mengelola semua tantangan tersebut dengan hati-hati agar tidak memunculkan masalah yang lebih besar. Andang Subaharianto menyebut bahwa Prabowo merupakan sosok sentral dalam pemerintahan saat ini, dengan segala latar belakangnya, gagasannya, lingkungan sekitarnya, dan tantangan yang akan dihadapi, yang akan mempengaruhi dinamika Indonesia ke depan.
