Honda dan Nissan membatalkan rencana merger mereka minggu lalu setelah kesepakatan untuk menjajaki pembentukan perusahaan induk baru pada tahun 2026. Riwayat pembatalan ini terungkap karena adanya perbedaan pendapat antara kedua produsen mobil Jepang tersebut. Melalui laporan dari The Japan News, terungkap bahwa Honda menginginkan Nissan sebagai anak perusahaan dan juga meminta penghapusan teknologi powertrain hybrid milik Nissan. Permintaan yang kontroversial ini menyebabkan penolakan keras dari Nissan, yang pada akhirnya memperlebar jurang antara keduanya. Meskipun merger tidak terjadi, keduanya akan tetap berkolaborasi dalam pengembangan mobil listrik.
Sementara Nissan terus maju dengan pengembangan sistem e-Power generasi ketiga yang diperkirakan 20% lebih efisien daripada versi sebelumnya. Nissan berencana untuk mengurangi biaya sistem hibrida ini hingga seperlima dibandingkan dengan peluncuran awal pada Note pada tahun 2016. Selain itu, Nissan telah merencanakan peluncuran model hibrida Rogue e-Power di Amerika Serikat selama tahun fiskal 2026. Sebagai informasi, sistem e-Power Nissan tidak seperti hibrida konvensional karena mesin gas berfungsi sebagai generator yang mengisi baterai motor listrik. Selain Nissan, Honda juga telah mengumumkan pengembangan sistem hibrida baru, e:HEV, yang menjanjikan peningkatan efisiensi bahan bakar hingga 10%. Dengan berbagai inovasi ini, kedua perusahaan terus berusaha untuk memimpin dalam teknologi mobil ramah lingkungan.