Pada tanggal 17 Maret 2025, peristiwa Nuzulul Quran yang melambangkan turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad saw menjadi momen penting dalam sejarah Islam. Dalam berbagai riwayat, proses turunnya Al-Quran terjadi dalam beberapa tahap yang disebutkan oleh Syekh Muhammad Sayyid At-Thanthawi. Malaikat Jibril as memainkan peran penting dalam menurunkan wahyu ini kepada Nabi Muhammad saw sesuai dengan kebutuhan umat Islam saat itu.
Imam Ibnu Katsir juga mencatat bahwa wahyu pertama turun pada malam Senin, tanggal 17 atau 24 Ramadan. Berdasarkan pemahaman ini, umat Islam di Indonesia dan negara Muslim lainnya memperingati malam Nuzulul Quran setiap tahunnya pada tanggal 17 Ramadan.
Mengapa tanggal 17 Ramadan dipilih sebagai momen peringatan Nuzulul Quran? Hal ini berkaitan dengan peristiwa turunnya lima ayat pertama Surat Al-Alaq kepada Nabi Muhammad saw di Gua Hira, Jabal Nur. Selain itu, beberapa ulama juga mengaitkan turunnya Al-Quran dengan Lailatul Qadar yang disebutkan dalam Surat Al-Qadr. Perbedaan pendapat terjadi apakah Al-Qur’an turun secara keseluruhan pada Lailatul Qadar atau hanya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad saw.
Peringatan Nuzulul Quran bukan hanya tentang mengenang turunnya wahyu pertama, tetapi juga penting sebagai momen bagi umat Islam untuk memperkuat pemahaman dan pengamalan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Demikianlah artikel ini mengenai makna dan sejarah peristiwa Nuzulul Quran yang diharapkan bisa memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya Al-Quran dalam kehidupan umat Islam.