Kementerian Agama (Kemenag) telah menjadikan wakaf hutan sebagai program prioritas nasional untuk mendukung aksi iklim dan filantropi Islam. Hal ini merupakan bagian dari program pemberdayaan agama yang diamanatkan, yaitu Ekoteologi. Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Waryono Abdul Ghofur, menjelaskan bahwa ada delapan program prioritas terkait pemberdayaan agama tentang Ekoteologi. Salah satunya adalah pengembangan hutan wakaf melalui program bernama Kota Wakaf. Target mereka adalah mensertifikasi sekitar 300 hektar hutan wakaf di setiap kota pada tahun 2025.
Ketua Divisi Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf, Badan Wakaf Indonesia (BWI) M. Ali Yusuf, menekankan pentingnya pemahaman masyarakat mengenai hutan wakaf. Menurut Ali, wakaf merupakan bentuk infaq dan sedekah premium karena hartanya kekal dan terus bermanfaat. Untuk itu, Badan Wakaf Indonesia telah meluncurkan program Green Wakaf Framework sebagai panduan pengelolaan wakaf berbasis lingkungan.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Project Lead Wakaf Hutan MOSAIC Aldy Permana telah bekerja sama dengan Kemenag untuk melakukan Roadshow Wakaf Hutan dan lokakarya di empat Kota Wakaf. Ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen masyarakat dalam mengembangkan dan mengelola hutan wakaf. Dalam lokakarya tersebut, terungkap antusiasme dan komitmen yang besar dari berbagai pihak untuk mengembangkan hutan wakaf sebagai solusi nyata dalam mengatasi tantangan lingkungan. Ini menyiratkan harapan agar wakaf hutan dapat menjadi pilar pertumbuhan dan ketahanan ekonomi di Indonesia, sesuai dengan peta jalan Badan Wakaf Indonesia untuk periode 2024-2029.
