Penjualan Maserati terus mengalami penurunan yang signifikan, menurun hingga 48 persen dibandingkan tahun sebelumnya selama kuartal pertama tahun 2025, dengan hanya 1.700 kendaraan terjual. Trend penurunan ini menjadi sorotan utama bagi merek Italia ini setelah sebelumnya mengalami penurunan penjualan sebanyak 57 persen pada tahun sebelumnya. CEO Maserati, Santo Ficili, mengakui bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun yang sulit dan sedang berusaha merestrukturisasi merek ini untuk mencapai keuntungan pada tahun 2026. Upaya Ficili mencakup pembentukan tim baru di perusahaan, memperbaiki hubungan dengan dealer yang kecewa, serta memotong biaya operasional. Strategi marketing yang kurang efektif juga menjadi perhatian utama CEO Maserati, dengan kemungkinan pemotongan harga untuk tetap bersaing di pasar.
Stellantis, perusahaan induk Maserati, telah menggaet konsultan manajemen McKinsey and Company untuk mengevaluasi masa depan Maserati dan merek saudaranya, Alfa Romeo. Rumor tentang kemungkinan penjualan kedua produsen mobil tersebut pun muncul. Di antara merek Stellantis lainnya, Maserati menunjukkan kinerja terburuk dengan hanya menjual 11.300 kendaraan pada tahun 2024. Perbandingannya, Ferrari, pesaing utamanya, justru berhasil menjual lebih banyak meskipun dengan harga yang lebih tinggi. Stellantis sendiri mengalami penurunan pengiriman di hampir semua wilayah operasinya, kecuali Amerika Selatan yang justru mengalami peningkatan penjualan. Melihat kondisi ini, tahun 2025 diharapkan menjadi periode rekonstruksi bagi Stellantis, namun ketidakpastian pasar akibat tarif yang sedang berlangsung dapat membawa dampak negatif pada kinerja merek tersebut.
Maserati Sales Slump: Boosting Performance with SEO Strategies
