Profil Umar Wirahadikusumah: Wakil Presiden RI ke-4

Umar Wirahadikusumah, Wakil Presiden ke-4 Republik Indonesia, baru-baru ini kembali menjadi sorotan publik setelah kabar duka meninggalnya istrinya, Karlinah Djaja Atmadja. Menilik karier dan dedikasi Umar, ia dikenal sebagai sosok yang memiliki etika kerja tinggi dan berkomitmen pada kemajuan Indonesia. Umar Wirahadikusumah lahir pada 10 Oktober 1924 di Situraja, Jawa Barat, dan tumbuh dalam lingkungan keluarga yang disiplin. Meskipun mengalami kehilangan ibu yang membuatnya diasuh oleh neneknya, Umar tetap menjalani pendidikan dengan tekun.

Umar Wirahadikusumah memiliki latar belakang pendidikan yang cukup beragam, mulai dari Hollandsch-Inlandsche School (HIS) hingga Bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) setelah Indonesia merdeka. Karier militer Umar dimulai saat bergabung dengan Pasukan Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor pada Oktober 1944. Kariernya semakin menanjak setelah bergabung dengan TNI Angkatan Darat (TNI AD) dan terlibat dalam berbagai operasi militer penting.

Pada 1965, Umar Wirahadikusumah memainkan peran kunci dalam penumpasan Gerakan 30 September (G30S/PKI), menunjukkan keberanian dan keputusan tegas dalam situasi kritis. Setelah pensiun dari militer, Umar menjabat sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebelum diangkat sebagai Wakil Presiden RI pada 1983. Selama masa jabatannya, Umar dikenal sebagai pejabat yang jujur dan berkomitmen dalam melaksanakan tugasnya.

Umar Wirahadikusumah menerima sejumlah penghargaan bergengsi atas kontribusinya bagi Indonesia, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun, pada 21 Maret 2003, Umar Wirahadikusumah meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit yang dideritanya selama 13 tahun. Ia dimakamkan dengan upacara militer di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Demikianlah perjalanan dan pengabdian Umar Wirahadikusumah sebagai seorang tokoh militer dan negarawan Indonesia yang patut diingat dan dihormati.

Source link