Pertarungan antara produsen tradisional mobil dengan merek dari Cina tidak hanya terjadi di Eropa atau Amerika Serikat, tetapi juga terasa kuat di negara-negara berkembang. Cina telah menjadi pilihan yang serius bagi konsumen di berbagai belahan dunia seperti Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah, dan Asia Tenggara. Salah satu kunci keberhasilan merek mobil Cina di pasar-pasar tersebut adalah harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan merek asal Eropa, Jepang, Korea, dan Amerika Serikat.
Mereka yang mencari mobil baru di negara berkembang cenderung lebih sensitif terhadap harga, dan mobil-mobil Cina menawarkan solusi yang lebih terjangkau. Khususnya dalam pasar kendaraan listrik, mobil Cina secara konsisten memiliki harga yang lebih murah. Dampak dari kehadiran merek Cina ini terlihat dari berbagai merek tradisional seperti Toyota, Nissan, Honda, Hyundai, Kia, Fiat, Renault, Volkswagen, Chevrolet, dan Ford yang mulai terdampak dalam penjualan mereka.
Pergeseran itu, menurut data, terjadi di negara-negara berkembang daripada di negara maju. Di negara-negara seperti Brasil, Thailand, Israel, Australia, Ukraina, Chili, Kolombia, dan Indonesia, pangsa pasar mobil Cina semakin menguat. Di pasar utama di luar Eropa, seperti di Thailand dengan pangsa pasar 32,4%, atau Israel dengan 32%, mobil Cina semakin menguasai pangsa pasar. Bahkan di negara-negara dengan pertumbuhan tercepat seperti Uruguay, Israel, Indonesia, Ukraina, dan Australia, mobil Cina terus meningkat.
Semua ini menunjukkan bahwa merek mobil Cina telah menaklukkan pasar-pasar di berbagai negara dan menjadi pesaing serius bagi merek-merek tradisional asal Eropa, Jepang, Korea, dan Amerika Serikat. Felipe Munoz, spesialis industri otomotif di JATODynamics, telah mengamati perubahan ini dengan cermat.










