Selama beberapa tahun terakhir, tren mobil telah berkembang menuju interior yang semakin futuristik dan canggih. Namun, tidak semua orang memandang hal ini dengan positif. Beberapa menyatakan keprihatinan bahwa mobil modern dengan layar sentuh besar dan minim tombol bisa menjadi lebih berisiko saat digunakan di jalan. Hal ini terutama karena pengemudi harus melihat layar dan mencari fungsi yang diinginkan, menyebabkan gangguan saat mengemudi.
Sebuah wawancara baru-baru ini dengan CEO Scout Motors, Scott Keogh, mengungkapkan bahwa perusahaan masih mempertahankan konsep tombol di interior mobil mereka. Dalam upayanya untuk menciptakan koneksi dan pengalaman berkendara yang lebih otentik, Scout Motors memilih untuk tidak sepenuhnya menggantikan tombol-tombol dengan layar digital. Meskipun tetap mengadopsi teknologi canggih seperti layar untuk kluster pengukur digital dan sistem infotainment, Scout juga tetap memasukkan tombol dan kenop yang nyata.
Keogh percaya bahwa Amerika lebih memilih pengalaman berkendara yang lebih tradisional dan dapat diandalkan. Dengan mengembalikan tombol dan fitur mekanis yang sederhana, Scout Motors berharap dapat membangun identitas perusahaan mereka di tengah arus teknologi yang terus berkembang di industri otomotif. Tantangannya adalah untuk tetap memenuhi standar keselamatan dan kemudahan penggunaan tanpa kehilangan daya tarik dan inovasi. Meskipun demikian, perusahaan bersikeras bahwa tombol tetap menjadi bagian penting dari interior mobil mereka.
Ini bukanlah tantangan yang dihadapi Scout Motors saja. Perusahaan otomotif lain, termasuk Volkswagen Group yang terkait dengan Scout Motors, juga sedang bereksperimen dengan pengaturan tombol di mobil-mobil masa depan. Keprihatinan terhadap keselamatan dan kenyamanan pengguna menjadi perhatian utama bagi produsen mobil, sehingga kembali pada fitur-fitur mekanis sederhana menjadi salah satu opsi penyelesaian. Diharapkan bahwa keputusan ini dapat menghasilkan interior mobil yang aman, mudah digunakan, dan tetap menarik bagi konsumen.
