Jumat, 1 Desember 2023 – 08:31 WIB
VIVA Dunia – Pada hari Kamis, Hamas-Israel setuju untuk memperpanjang gencatan senjata selama 24 jam, yang berarti akan berakhir pada hari Jumat waktu setempat.
Baca Juga :
Rudal Israel Hancurkan Arsip Sentral Kota Gaza
Militer Israel mengatakan bahwa jeda sementara pertempuran di Jalur Gaza akan terus berlanjut “mengingat upaya para mediator untuk melanjutkan proses pembebasan sandera, dan tunduk pada ketentuan perjanjian”. Dalam pernyataan terpisah, Hamas mengatakan kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang gencatan senjata sementara, yang awalnya dimulai pada hari Jumat. Qatar, yang menjadi penengah antara kedua belah pihak, mengatakan perjanjian itu diperpanjang dengan ketentuan yang sama seperti di masa lalu, di mana Hamas membebaskan 10 sandera Israel setiap hari dengan imbalan 30 tahanan Palestina, menurut laporan Al Jazeera, dilansir Jumat, 1 Desember 2023. Kemarin, Hamas baru saja merilis video baru yang memperlihatkan mereka membebaskan dan mengantar para sandera ke mobil penjemputan.
Baca Juga :
5 Negara Mayoritas Muslim yang Mampu Membungkam Israel, Salah Satunya Indonesia
Dalam video yang viral di media sosial, Hamas, seperti biasa, memperlakukan para sandera Israel dengan baik dan lembut. Mereka terlihat bersih dan senyuman terukir di wajah. Pada satu kesempatan, terlihat dua pria yang dibebaskan berpelukan dengan tentara Hamas dan bersalaman dengan akrab. “Sampai jumpa,” ujar pria tersebut sambil merangkul tentara Hamas yang membalas pelukannya. Seorang wanita paruh baya juga terlihat memberikan tanda hormat pada tentara yang mengantar mereka, sementara seorang remaja wanita tampak melambaikan tangan mengucapkan selamat tinggal sambil tertawa kecil. Seperti diketahui, Hamas memang memperlakukan para sanderanya dengan baik dan menyebut mereka sebagai “korban ketidaksengajaan” dalam perang. Tekanan internasional untuk gencatan senjata jangka panjang semakin meningkat setelah hampir delapan minggu pemboman Israel dan serangan darat di Gaza. Serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 15.000 warga Palestina, membuat tiga perempat dari 2,3 juta penduduk Palestina mengungsi, dan memicu krisis kemanusiaan yang menghancurkan. Israel menyambut baik pembebasan puluhan sandera dalam beberapa hari terakhir, termasuk 16 orang pada Rabu malam, dan sebelumnya mengatakan pihaknya akan mempertahankan gencatan senjata selama Hamas terus membebaskan tawanan.
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa Israel pada akhirnya akan melanjutkan serangannya di Gaza dalam upaya untuk membasmi Hamas, yang telah memerintah Gaza selama 16 tahun. “Setelah fase pengembalian korban penculikan ini habis, akankah Israel kembali berperang? Jadi jawaban saya tegas ya,” ujarnya. “Tidak mungkin kami tidak akan kembali berjuang sampai akhir.”